Share
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:20-25
“Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu,
dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.” (Kej
2:22)
Pasangan Hidup Bukan Kita Beli, tetapi Diberikan Tuhan
Saat saya menulis renungan ini, sedang marak pemberitaan
tentang seorang pejabat di suatu daerah yang menikahi seorang wanita dan
kemudian menceraikannya dalam waktu empat hari. Hal ini menjadi isu yang sangat
hangat dan ramai walaupun si pejabat sudah berkata bahwa ia sudah memberikan
sejumlah uang kepada wanita tersebut, yang jumlahnya cukup besar (puluhan
juta). Sayangnya, dalam beberapa suatu wawancara di televisi, pejabat tersebut
berkata bahwa baginya, menikah itu seperti membeli baju. Ia harus mengeluarkan
sejumlah uang untuk membeli baju dan jika ternyata baju tersebut tidak cocok,
ya ia bisa membuangnya atau melakukan apapun karena baju tersebut sudah ia beli
dan sudah menjadi miliknya.
Saya merenung, memang pejabat tersebut bukanlah seorang
Kristen. Dan memang dalam Alkitab, tidak pernah disebutkan pernikahan itu
adalah suatu “jual beli”. Memang dalam Alkitab pernah disebutkan bahwa ketika
hamba Abraham mencari isteri bagi Ishak, dikatakan bahwa hamba tersebut
memberikan sejumlah perhiasan emas dan perak kepada Ribka (Kej 24:53), akan
tetapi hal tersebut tidak ada kaitannya dengan “membeli” Ribka. Hal ini
terlihat bahwa pihak keluarga menyerahkan sepenuhnya keputusan apakah Ribka mau
menikah dengan Ishak (Kej 24:58).
Alkitab menuliskan “pernikahan” pertama, yaitu antara Adam
dengan Hawa ketika mereka masih di taman Eden. Awalnya, Tuhan menciptakan
manusia seorang diri, sedangkan Tuhan menciptakan binatang secara
berpasang-pasangan. Manusia tersebut (Adam) melihat segala binatang yang
diciptakan Tuhan, memberi nama kepada mereka, tetapi ia tidak menjumpai
penolong yang sepadan dengan dia (ay. 20).
Ini menunjukkan bahwa memang manusia
secara kodrat diciptakan sempurna tetapi membutuhkan pendamping. Adam adalah
manusia paling sempurna, karena dia adalah manusia pertama yang diciptakan
langsung oleh Tuhan. Akan tetapi dalam segala kesempurnaannya itu, Adam tetap
membutuhkan pendamping yang sepadan dengannya.
Oleh karena itu, atas inisiatif Allah sendiri (bukan atas
inisiatif Adam), Allah membuat Adam tertidur dan mengambil salah satu rusuknya
dan menciptakan seorang perempuan (ay. 21-22a). Allah sendiri yang membawa
perempuan kepada manusia (ay. 22b), bukan Adam yang datang dan mencari
perempuan tersebut. Kedua hal ini menunjukkan bahwa dalam pernikahan Adam dan
Hawa, Allahlah yang berinisiatif. Saat melihat Hawa, barulah Adam berkata,
“inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku” (ay. 23). Adam
berkata demikian karena sadar bahwa pasangan hidupnya ini memang adalah bagian
dari dirinya. Adam dan Hawa bukan lagi dua manusia yang berbeda, tetapi sudah
menjadi satu kesatuan, yaitu satu daging (ay. 24). Bahkan dalam pernikahan yang
kudus, seharusnya sudah tidak ada lagi rasa malu dan juga sudah tidak ada lagi
hal yang ditutup-tutupi, semuanya harus terbuka satu sama lain (ay. 25).
Pernikahan dalam Kekristenan bukan hanya sekedar seorang
pria membeli seorang wanita dan setelah itu wanita tersebut harus tunduk
sepenuhnya kepada suaminya karena ia sudah menjadi milik suaminya. Betul bahwa
seorang isteri harus tunduk kepada suaminya (Ef 5:22), tetapi ketundukan itu
karena ia menyadari posisi suaminya sebagai kepala keluarga. Akan tetapi
walaupun sebagai kepala, seorang suami juga tidak boleh semena-mena terhadap
isteri, tetapi harus mengasihi isterinya (Ef 5:25). Justru seorang suami
sebagai kepala harus didukung dengan penolong yang sepadan sehingga seorang
kepala dapat memimpin keluarganya dengan baik.
Perenungan bagi kita saat ini, bagaimana pandangan kita
tentang pernikahan? Apakah sudah sesuai dengan Firman Tuhan ataukah justru
masih seperti pola pikir dunia pada umumnya? Bagi kita yang sudah menikah,
saatnya menunjukkan kasih kepada pasangan kita dan keluarga kita, bahkan jika
pasangan kita bukan merupakan orang percaya sekalipun (1 Kor 7:13-15). Bagi
kita yang belum menikah, saatnya kita harus mengerti kebenaran Firman Tuhan
ini, agar ketika nanti kita menikah, kita menikah dengan dasar iman yang benar
dan dasar Firman Tuhan yang kuat, tidak sama seperti pandangan dunia, tetapi
harus sesuai dengan pandangan Tuhan.
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:20-25
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada
burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri
ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak;
ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu
menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia
itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang
dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia
diambil dari laki-laki."
2:24 Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya
dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
2:25 Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu,
tetapi mereka tidak merasa malu.
AMIN